Rintik Hujan

Diluar cukup basah, mengintip diantara sela-sela kaca-kaca yang karat akan debu, memutuskan pergi lebih awal, waktu menunjukkan pukul 13:10, Mempersiapkan segala sesuatunya lebih awal dari sebelum-sebelumnya, menerobos waktu diantara titik-titik air yang intensitasnya rendah dengan dalih cuaca beberapa waktu ini tidak bisa diprediksi.
 
Pijakan alas kakiku sudah tidak lagi kering, tidak ubahnya dengan benda dan mahluk di bumi yang memang sudah basah dari sebelumnya, aku tidak memperdulikannya, tanpa baju khusus yang bisa menolak resapan dingin dan basahan rintikan demi rintikan air ini, semoga saja tetap dapat melindungi sampai ke tujuan.

sesekali terdengar suara rintikan...

Bebas dari rasa ketegangan, menyengaja raga ini basah tapi tidak, baju luaran ini masih melindungiku dari rintik-rintik kecilnya. Ada hal lain, interferensi turut datang membawa pelbagai rasa, emosi dan amarah. rintik demi rintik tidak mengenal habis menandakan rindu yang terkubur sejak lama. rintikan hujan siang ini benar-benar mengganggu alam sadar ku mencoba untuk memperdaya untuk turut dalam alunan gemericiknya.

memuntahkan seada-adanya
mengingatkan Romantika sederhana
rasa dua manusia
untuk menjadi sama
kau tau aku dimana

biar hujan dan rintikan
yang mewakilkan
sebagai Persembahan
Anugerah kehidupan
Kebesaran Tuhan

Puisi mbeling, dramatik tanpa intrik, untuk bertutur kata, gaya dan kepribadian mu yang cantik. adalah dilematik


Previous
Next Post »