Until Now, Until no more

Serasa baru kemarin, rintikan air dengan intensitas yang dapat merobohkan pohon pohon besar, seolah mencoba menggambarkan bahwa tidak ada keputusan yang abadi, tidak ada janji yang sejati, belajar dari keadaan alam yang kemudian dijabarkan pada situasi yang sedang berjalan pada saat itu, manusia dimana tempatnya lupa, manusia dimana tempatnya khilaf dan berbagai macam kelalaian, tidak bisa mendahului kuasa-NYA.

Kembali mengingatkan beberapa tahun yang lalu. sosok yang santun menyeimbangkan pengetahuan akan fitrahnya, keterampilannya berbahasa dalam menyikapi sebuah permasalahan, intonasi dan artikulasi yang kadang disisipi dengan candaannya, sungguh mencerminkan kemampuan dan karakter yang menunjukan struktur demi struktur pemikirannya menjadi sebuah kepribadian yang tenang.

Sampai saat ini sangat merindukan saat-saat seperti itu, semuanya itu masih terekam dengan baik. seperti tidak tergantikan oleh apapun, lucunya sempat berpikir mereka tidak bisa menggantikan walaupun dilihat dari beberapa sisi sebagai perbandingan bahkan seleksi yang sudah tentu setiap orang mempunyai ukuran tertentu yang dipakai sebagai penilaiannya.
 
Banyak sekali cara untuk melupakannya, banyak sekali jalan untuk terus memunafikinya, banyak sekali hal-hal sulit yang harus dihadapi yang sudah tentu saja biasa dianggap tekanan-tekanan yang datang dari pihak lain, sebesar apapun cobaan itu terus menanamkan untuk yakin bisa menghadapinya.

Memperbaiki diri dan melakukan hal yang baik agar menjadi yang terbaik sehingga mendapatkan yang terbaik pula. tidak akan berhenti disini, cerita ini harus segera berganti, oleh sesuatu yang indah dimana bisa membuat orang berseri-seri dan menyegarkan bila membacanya.
Previous
Next Post »