Bila dilihat lagi dalam perhitungan angka memang belum cukup, beberapa bulan kebelakangan ini bergelut dengan rutinitas kampus dengan salah satu proses belajar pada kegiatan resmi dan serius di ruang-ruang kelas, kesadaran untuk menjadi tambah pintar, dan mendapatkan segala informasi-informasi yang berguna untuk saat ini maupun berguna dimasa-masa yang akan datang.
Mengingat kembali bahwa belajar membentuk niatan untuk menjadi manusia yang lebih baik, kemarin, hari ini dan esok harus terus menjadi lebih baik.
Sebuah kognisi dimana penulis meilhat kultur yang berbeda, gaya pembelajaran yang berbeda sampai sudut pandang yang berbeda. sedikit evaluasi atas beberapa aspek yang telah disebutkan penulis sama sekali tidak bisa mengadaptasinya begitu saja, butuh waktu untuk mengkoreksinya dengan cepat dan tepat.
Jika diorientasikan pada nilai dimana hal ini masih dijadikan standar dan syarat mutlak untuk menaiki jenjang selanjutnya setelah lulus kuliah, penulis sudah pasti akan menemui kendala lagi, karena beberapa hari yang lalu penulis mencoba mengajukan Beasiswa untuk bisa lanjut ke semester III ternyata terbentur dengan nilai, Miris, Ironis, entah kata apa yang tepat untuk mewakili rasa kekecewaan dan kesedihan ini.gerutu dalam hati, teringat pertama kali masuk kelas dimana waktu itu sebagian besar dari mereka sama sekali tidak tahu bagaimana cara nya mengekstrak file (file dengan ekstension rar atau zip), tidak bisa melakukan proses instalasi software, yang lalu berlanjut pada ujian dimana penulis disibukkan dengan membantu mereka yang kebingungan karena laptopnya tidak terkoneksi dengan internet, karena memang tidak mengerti harus mengkoneksikannya bahkan mereka tidak tau alat apa yang dihadapannya.
Dalam proses belajar mengajar, dimana para mahasiswa harus mempresentasikan tugas-tugas yang diberikan secara individu atau pun berkelompok, bisa dilihat lagi siapa2 yang bisa menjabarkannya dengan benar, alasan yang tepat, jelas "mengapa" dan "bagaimana" yah bisa dilihat hanya dengan sebelah tangan, karena sisanya itu hanya mengikuti, atau sebut saja yang penting ngerjain. malah ada yang masa bodoh akan tugas dan nilai-nilainya, akan banyak sekali bila ingin disebutkan satu persatu karakter dan cara belajar mereka
Kebingungan, ini tidak adil, dimana sikap apatis dan ketidak jujuran disini malah mendapatkan poin dan nilai yang wah, Intropeksi diri pun terus makin genjar dilakukan, apa yang salah, dimana salahnya, dengan kehadiran 99% dalam semester II ini, pemahaman materi, penguasaan dalam berpresentasi. kenapa jadi terkesan menjustifikasi yah disini, tidak, penulis sama sekali tidak menjadikan ungkapan diatas untuk menghakimi. penulis tengah menganalisa apa yang salah dalam proses pembelajarannya, that's it!!!
Mungkin kedepannya penulis sudah tidak berani melihat info-info lowongan pekerjaan yang menjadikan nilai sebagai prioritas untuk bisa lolos pada tahapan-tahapannya agar bisa diterima menjadi bagian dalam perusahaan tersebut.
Berapa penulis harus membayar untuk ini semua, melihat lagi pada proses sebelumnya mindset yang terbentuk pun akan menjadi sama, tidak berkemampuan menganalisa dan mengaplikasikan teori2 yang sudah didapat. jika penulis berasa pada keadaan ini, Sarjana itu hanya sebatas Gelar saja.
Belum lagi persaingan di dunia sebenarnya sangatlah berat, ini akan menjadi sebuah kegagalan dimana sebagai mahasiswa dan bergelar itu tidak bisa menyelesaikan permasalahan dalam hidupnya sendiri, adalah beban sosial, berkeinginan mendapatkan kehidupan yang lebih baik, pekerjaan sampai kehidupan berumah tangga.
Ini jangan sampai berlarut-larut, harus menjadi pribadi yang mempunyai potensi untuk problem solving itu sendiri. mempertanyakan self regulated learners, berbuat baik, bertutur kata yang baik, belajar dan terus belajar.
Jika diorientasikan pada nilai dimana hal ini masih dijadikan standar dan syarat mutlak untuk menaiki jenjang selanjutnya setelah lulus kuliah, penulis sudah pasti akan menemui kendala lagi, karena beberapa hari yang lalu penulis mencoba mengajukan Beasiswa untuk bisa lanjut ke semester III ternyata terbentur dengan nilai, Miris, Ironis, entah kata apa yang tepat untuk mewakili rasa kekecewaan dan kesedihan ini.
Kebingungan, ini tidak adil, dimana sikap apatis dan ketidak jujuran disini malah mendapatkan poin dan nilai yang wah, Intropeksi diri pun terus makin genjar dilakukan, apa yang salah, dimana salahnya, dengan kehadiran 99% dalam semester II ini, pemahaman materi, penguasaan dalam berpresentasi. kenapa jadi terkesan menjustifikasi yah disini, tidak, penulis sama sekali tidak menjadikan ungkapan diatas untuk menghakimi. penulis tengah menganalisa apa yang salah dalam proses pembelajarannya, that's it!!!
Mungkin kedepannya penulis sudah tidak berani melihat info-info lowongan pekerjaan yang menjadikan nilai sebagai prioritas untuk bisa lolos pada tahapan-tahapannya agar bisa diterima menjadi bagian dalam perusahaan tersebut.
Berapa penulis harus membayar untuk ini semua, melihat lagi pada proses sebelumnya mindset yang terbentuk pun akan menjadi sama, tidak berkemampuan menganalisa dan mengaplikasikan teori2 yang sudah didapat. jika penulis berasa pada keadaan ini, Sarjana itu hanya sebatas Gelar saja.
Belum lagi persaingan di dunia sebenarnya sangatlah berat, ini akan menjadi sebuah kegagalan dimana sebagai mahasiswa dan bergelar itu tidak bisa menyelesaikan permasalahan dalam hidupnya sendiri, adalah beban sosial, berkeinginan mendapatkan kehidupan yang lebih baik, pekerjaan sampai kehidupan berumah tangga.
Ini jangan sampai berlarut-larut, harus menjadi pribadi yang mempunyai potensi untuk problem solving itu sendiri. mempertanyakan self regulated learners, berbuat baik, bertutur kata yang baik, belajar dan terus belajar.
4 comments
Click here for commentsaku bgt..tp aku udah kelar kuliah,udah jd job seeker, tinggal wisuda, dan memang susaah :(
ReplySebenernya secara global semua yang pernah kuliah dan menyandang status sebagai mahasiswa pasti pernah ngalamin hal yang kurang lebihnya bisa di katakan sama :) *efek telat kuliah nih
Replyhaha benerr
Replyga ada yg namanya telat dlm belajar :)
Terimakasih, menjadi sebuha semangat, dan motivasi tersendiri ditengah2 berpikir lebih baik berhenti kuliah saja :(
Reply